Kebaktian Umum III

Minggu, 17 Maret 2024 di GKI Gresik

MENATA HIDUP SEBAGAI IMAM-IMAM KECIL

Ibrani 5:5-10, Yohanes 12:20-33

 

Setiap kita tentu punya sosok yang kita idolakan bukan? Ada yang mengidolakan orangtua, saudara, sahabat, pemusik, atlet, motivator, artis baik nasional maupun internasional, pendeta (kalau yang ini sangat jarang). Saking mengidolakannya tak sedikit orang yang kemudian memasang poster atau hiasan sang idola di kamarnya. Memasang fotonya sebagai wallpaper di gadget atau dijadikan profil picture di sosial media. Memakai apa yang idolanya pakai. Memakan apa yang idolanya makan. Meminum apa yang idolanya minum. Berpakaian sebagaimana idolanya berpakaian. Sampai bergaya pun harus persis sama seperti idolanya.

 

Kita sangat mungkin berkurban agar bisa sama seperti idola kita, lantas apakah kita juga mampu berkurban agar bisa seperti Yesus Kristus? Hidup sebagaimana Kristus hidup? Berkata sebagaimana Kristus berkata? Berpikir sebagaimana Kristus berpikir? Merasakan apa yang juga Kristus rasakan? Nyatanya kita masih sulit mengikuti apa yang Kristus lakukan bukan? Kita masih sulit mengurbankan ego kita. Padahal bukan hanya ego yang dikurban oleh-Nya, melainkan diri-Nya sendiri. Ia mengurbankan diri-Nya untuk dunia ini agar kita diselamatkan. Pengurbanan-Nya satu orang untuk menyelamatkan semua dan sekali untuk selamanya. Pengurbana-Nya bak biji gandum yang jatuh ke dalam tanah, mati, dan setelah itu akan menghasilkan banyak buah (Yoh. 20:24-25).

Apa yang dilakukan oleh Yesus adalah karena cinta-Nya kepada kita. Ia tidak seperti iman-iman pada masa itu yang melakukan pengurbanan dengan cara mengurbankan hewan lain untuk menyelamatkan, melainkan dengan tubuh dan darah-Nya sendiri. Itu sebabnya penulis kitab Ibrani menyebut Yesus sebagai Imam Besar (Ibr. 5:10). Pernyataan bahwa Yesus adalah Imam Besar pada akhirnya mengajak kita untuk mengikuti jejak itu. Yesus sendiri berkata, “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa” (Yoh.12:26). Ajakan ini senada dengan seorang tokoh reformator gereja, Martin Luther yang berujar bahwa “di tengah pekerjaan baik yang kita lakukan, kita hanyalah “Kristus kecil” bagi sesama”. Dengan prinsip yang sama, jika Yesus adalah Imam Besar, maka kita adalah imam-imam kecil di tengah kehidupan yang kita jalani ini.

Yesus sudah mengurbankan diri-Nya bagi kita, baiklah kita sebagai imam-imam kecil belajar untuk mengurbankan ego, tenaga, pikiran, waktu, bahkan materi bagi kemulian Tuhan dan kebaikan sesama. Tentu saja pengurbanan yang kita lakukan haruslah berbasis kasih dan hikmat, juga tanpa pamrih. Semua hanya bisa dilakukan ketika kita mau mengingat kasih-Nya, merendahkan diri di hadapan-Nya, dan memohon tuntunan-Nya.

 

Pdt. Fo Era Era Gea

RINCIAN ACARA
Minggu, 17 Maret 2024
17.00 WIB
GKI Gresik WIB