Dusta Mahkamah Agama

Rabu, 03 April 2024 oleh Pdt. Adi Cahyono

Tanggal 2 April lalu kita disapa oleh Pdt. Adi yang Netto dari GKI Kedoya, tanggal 4 April ini kita akan disapa oleh Pdt. Adi yang Cahyono dari GKI Delima. Dua-duanya Adi, dua-duanya dari Jemaat di GKI Klasis Jakarta Barat.

Adi Cahyono menempuh studi M.Div di UKDW thn 2008 dan tamat pada thn 2011 namun di wisuda pada tahun 2012. Setelah itu Adi menjalani proses-proses kependetaan sebagaimana diatur Tager-Talak GKI. Lalu ia mulai berproses di GKI Delima dengan memasuki  Tahap Perkenalan per 1 April 2014. Sekitar setahun kemudian Adi diteguhkan penatua dan memasuki Tahap Orientasi, persisnya tanggal 5 April 2025.  Proses terus berjalan sampai akhirnya tanggal 5 Maret 2018 Adi ditahbiskan di GKI Delima.

Ini sharing Pdt. Adi Cahyono: ”Ketika di bulan Desember 2013 mengetahui penempatan di Jakarta, saya bergumul berat karena trauma dengan kemacetan dan banjir di Jakarta bahkan sampai sakit 2 minggu dan berat badan turun 7 kg. Lalu di awal pelayanan di GKI Delima pada Februari 2014, pada suatu hari diperhadapkan dengan situasi banjir besar. Awalnya cukup stres (panik, keluar keringat dingin dari tangan, bahkan sampai kaki gemetaran ketika terjebak macet karena banjir besar dimana-mana. Namun karena dihubungi oleh penatua bahwa harus memberikan bantuan dan pertolongan kepada warga yang terdampak banjir, maka dengan segera dan sigap mesti mengemban tugas kemanusiaan tersebut.

Selain mengirimkan makanan kepada warga yang rumahnya terisolasi banjir, ada beberapa warga yang mesti dievakuasi ke tempat yang lebih aman salah satunya di gereja. Karena situasi bencana dan tidak terencana maka menggunakan perahu rakitan sederhana bahkan menggunakan ember besar untuk mengangkut makanan yang dikirimkan ke rumah" yang terisolasi. Semua itu dijalani dengan sukacita dan tidak ada ketakutan karena banyak warga yang membutuhkan pertolongan. Sejak saat itu saya baru bisa berdamai dengan situasi banjir di Jakarta.

Ada hikmah dibalik musibah! Tuhan memampukan saya menghadapi ketakutan dan kepanikan karena banjir justru saat saya dipaksa menghadapi banjir demi tugas kemanusiaan.”

(Awalan disunting oleh Ronny N, sharing Pdt. Adi Cahyono, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)