1 Yohanes 4 : 7 – 21; Yohanes 15 : 1 - 8
Anggur merupakan salah satu tanaman tertua di dunia. Minuman anggur juga adalah produk tertua yang diperdagangkan di seluruh dunia. Anggur berasal dari Armenia. Menanam anggur bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan, namun merawat hingga berbuah dengan lebat memerlukan proses yang panjang. Diperlukan ketekunan, ketelitian dan konsistensi dari sang petani anggur. Anggur memerlukan waktu yang sangat lama untuk bisa menghasilkan buah yang terbaik, pada umumnya anggur membutuhkan waktu tiga tahun sampai mulai berbuah. Selama tiga tahun tersebut, petani harus tetap merawatnya dengan baik supaya nantinya bisa mnghasilkan buah yang baik pula. Salah satu cara agar anggur berbuah dengan baik adalah dengan melakukan pemangkasan secara rutin. Seiring dengan bertambahnya umur maka anggur akan terus menghasilkan cabang yang semakin banyak dan apabila cabang yang tumbuh tersebut tidak dipangkas, maka akan sulit untuk ranting yang menjadi tempat pertumbuhan bunga untuk keluar. Cabang tersebut akan menghambat nutrisi yang masuk, sehingga ranting akan sulit berbuah. Salah satu cara yang lain agar anggur menghasilkan buah yang baik adalah dengan melakukan penjarangan buah yaitu membersihkan dan membuang buah yang cacat dan terkena penyakit.
Tuhan Yesus menggambarkan relasi dengan manusia melalui perumpamaan pokok anggur dan rantingnya (Yoh 15 : 1 – 8). Tuhan Bapa adalah pengusaha anggur, Yesus adalah pokok anggur yang benar, sedangkan kita adalah ranting-Nya. Sebagai ranting maka kita harus selalu melekat pada pokok anggur, jika tidak maka kita tidak akan berbuah. Demikian pula dalam kehidupan kita sehari-hari, kita memerlukan Yesus dalam hidup kita agar kita dapat berbuah baik. Agar kita dapat berbuah baik maka diperlukan proses pemangkasan dan pembersihan. Melalui masalah dalam kehidupan, kita mengalami proses dibersihkan dan dipangkas. Hal-hal yang membuat kita menjauh dari Yesus akan dipangkas dan dibersihkan. Masalah yang sedang kita hadapi adalah cara Tuhan membersihkan kehidupan kita, sehingga sikap hati kita haruslah semakin melekat kepada Sang Pokok Anggur yaitu Yesus Kristus.
Melekat kepada Sang Pokok Anggur yaitu Yesus melalui iman dan kasih, membuat hidup kita menghasilkan buah yang baik. Sebagai orang percaya hidup yang berbuah adalah panggilan dan tujuan hidup kita. Kehidupan yang berbuah adalah hasil dari tindakan mengasihi. Untuk menghasilkan buah yang baik maka kita harus mengasihi karena kita sudah lebih dahulu dikasihi oleh-Nya (1 Yoh 4 : 19). Mengasihi Yesus berarti kita juga harus mengasihi sesama kita (1 Yoh 4 : 20 – 21). Apalah artinya jika kita mengasihi Tuhan dan rajin berdoa dan beribadah jika kita tidak mampu mengasihi sesama kita, itu sama saja kita telah berdusta kepada Tuhan dan hanya berbuah busuk. Minta dan berdoalah kepada Tuhan agar kita dimampukan untuk mengasihi tanpa batas. Tinggal dalam kasih Tuhan adalah sebuah sikap batin yang harus mengakar kuat dalam kehidupan kita. Kunci agar hidup kita berbuah baik dan lebat adalah dengan melekat kepada Yesus Kristus Sang Pokok Anggur yang adalah kasih. Kasih Yesus yang mengalir dalam kehidupan kita menjadikan hidup kita berbuah kasih dan kebaikan bagi sesama. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. (1 Yoh 4 : 16). Marilah kita hidup di dalam kasih Allah, agar kita berbuah lebat dan buahnya menjadi berkat dan kebaikan bagi sesama kita.
(Nefesy Larasati)