Pdt. Natanael Sigit Wirastanto, pendeta GKI yang berbasis pelayanan di GKI Krian, kembali menyapa kita. Pendeta yang gemar bermusik ini menceritakan salah satu pengalamannya: ”Saya pernah membuka kelas musik piano dengan peserta beberapa anak, tujuannya ke depan mereka menjadi pemusik ibadah. Cukup lama kelas ini berlangsung, dengan materi mulai pengenalan notasi, penjarian (fingering), pengenalan lagu sampai memainkan akord harmoni. Setelah lama kelas ini berjalan, tibalah saatnya bagi mereka untuk 'perform' memainkan lagu hymn gerejawi. Satu anak satu lagu dan saya menuntut mereka memainkan dengan akord harmoni (Sekalian mengingatkan, bila ada yang belum punya buku NKB Akord, bisa pesan ke kantor Sinode, stok masih banyak rasanya). Beberapa jam menjelang 'perform' saya harus membatalkan kegiatan itu karena saya harus melayani pemakaman. Mereka pun protes "Kok mendadak, Pak?" Saya balas "Ya masak kedukaan direncanakan dahulu?" Ada yang bilang lagi "Pak, biarlah orang mati menguburkan orang mati" ya saya jawab "hus, ngawur ae..." lalu saya tambahi "tetapi kamu layanilah Tuhan" akhirnya saya putuskan minggu depan baru 'perform'. Akhirnya saya jadi teringat kata teman saya, jadi pendeta itu memang harus siap bergelar "Raden Ngabehi" artinya "Kabeh kudu diurus" (Semua harus diurus)”
Pdt. Natanael Sigit Wirastanto menyapa kita dalam SG-GKI hari Sabtu 4 Mei 2024. (Bahan intro dr catatan Pdt. Sigit, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)