Menjadi Satu Dengan Sempurna

Minggu, 26 Mei 2024 oleh Sdri. Nefesy Larasati Yoganingrat

Yohanes 17 : 20 – 23

 

“supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh 17 : 21). Yesus menganalogikan sebuah kesatuan sebagai hubungan relasi antara Bapa dan Yesus. Melalui kesatuan yang utuh tersebut, maka akan terbentuk sebuah kesempurnaan yang utuh. Lalu bagaimana dengan kita para murid-Nya? Sudahkah kita telah bersatu dalam kesempurnaan yang utuh dengan Kristus?

Menjadi satu dengan sempurna adalah sebuah proses perjalanan iman yang sangat panjang. Proses perjalanan iman yang harus diperjuangkan. Kita harus taat, mau untuk dibentuk, dan setia untuk melakukan kehendak-Nya, sama seperti Yesus yang bersedia mati untuk kita di atas kayu salib. Ia berjuang dan rela mati bagi kita untuk menjadi satu dengan Bapa. Menjadi satu dengan Kristus adalah menyadari bahwa kehendak Tuhan adalah kehendak yang harus kita lakukan dan perjuangkan setiap hari.

Kita manusia adalah makhluk yang penuh dengan ketidaksempurnaan, namun hal tersebut bukanlah alasan kita untuk menjadi rendah diri dan putus asa untuk berjuang melakukan kehendak-Nya. Justru kita harus tetap berjuang untuk selalu taat dan setia pada Kristus, karena melalui perjuangan tersebut kita disempurnakan dalam iman kepada Kristus. Kegagalan dan kelemahan kita sebagai manusia bukanlah alasan untuk memvalidasi kita menjalani kehidupan yang tidak disiplin dan jauh dari kehendak Kristus. Menjadi satu dengan Kristus justru memampukan kita untuk lebih mengasihi dan lebih memiliki keinginan untuk menjadi seperti Dia. Tuhan menginginkan kita untuk berjuang dan mengalami kemajuan pertumbuhan iman. Dalam berbicara dan bertindak, mengasihi dan mengampuni, serta bertobat, Yesus percaya kita mampu melakukannya.

“Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” (Yoh 17 : 23). Menjadi sempurna dalam kesatuan yang utuh dengan Kristus berarti kita mengasihi sesama kita. Sama seperti Yesus yang mengasihi umat manusia, demikian pun Yesus ingin kita meneladani-Nya dengan kita mengasihi sesama kita. Di tengah dunia yang semakin individualis maka hendaknya kita pun tidak terbawa arus dunia saat ini. Kita harus tetap berjuang untuk tetap mengasihi dan mengampuni sesama kita. Karena dengan demikian kesatuan yang utuh terbentuk dan tercapai kesempurnaan. Apalah artinya jika kita menjadi sama dan sempurna menurut standar dunia ini jika di hadapan Tuhan kita tidak sempurna dalam kesatuan yang utuh dengan Tuhan?

Menjadi satu dengan sempurna adalah sebuah proses pertumbuhan yang harus kita perjuangkan tanpa henti. Kita harus selalu berjuang untuk mencapai sebuah kemajuan yang mantap dalam proses perjalanan iman kita. Jika kita bertekun, maka kita akan mencapai kesempurnaan yang utuh dalam Kristus. Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib kita meneladani untuk selalu berjuang melakukan kehendak Kristus. Seberapapun kita tidak mampu namun jika kita melakukan-Nya dalam nama Yesus Kristus yang Sempurna maka kita pun akan dimampukan. Menjadi satu dengan sempurna adalah menjadi penuh, selesai, seutuhnya berkembang untuk menjadi disempurnakan dalam nilai-nilai dan sifat-sifat yang Kristus telah teladankan. Selamat berjuang dan berproses bersama Kristus, ingatlah untuk melakukannya dalam nama Ia Yang Sempurna dan selalu mengasihi kita.

 

(Nefesy Larasati)