Ini tuturan Pdt. Riani tentang dirinya:
Orangtua Pdt Riani Josaphine Suhardja berharap, dia menjadi seorang anak yang selalu bersukacita dengan memberi nama Ria sebagai nama kecilnya. Riani adalah anak perempuan satu-satunya dan bungsu dari 3 bersaudara. Ayahnya, Harry Zakaria Soehardja, yang baru saja menyelesaikan program Mmin nya, memang berdoa dan berharap salah satu dari anak-anaknya menjadi Pendeta. Jadi sebelum melanjutkan pelayanannya, ayahnya telah menyekolahkan Riani di STT Bandung (1993) dan Program PascaSarjana Sosiologi Agama UKSW (1998).
Sejak tahun 1988, keluarga Riani atestasi menjadi anggota GKI Pondok Indah, sehingga Gereja ini menjadi “home church” keduanya setelah pindah dari GKI Cawang. Riani juga menikah di Gereja yang sama, pada tanggal 18 Oktober 2003 dengan Anthonius I. Wahyudi Hutama, teman pengurus remajanya. Mereka dikaruniai anak, Andrea Manuela Hutama (20 tahun) terlebih dahulu, sebelum Riani yang tadinya rindu melayani di dunia Pendidikan, akhirnya menerima tawaran Majelis Jemaat GKI Pondok Indah melayani disana. Dia ditahbiskan menjadi Pdt GKI dengan basis pelayanan GKI Pondok Indah pada 3 September 2007 dan mulai berkonsentrasi dalam pelayanan keluarga, anak dan pemulihan.
Di tahun 2012, Gereja mengutus Pdt Riani untuk studi lanjut mengambil Doctor of Ministry di Pasific School of Religion dengan bidang studi Pendidikan Spiritualitas untuk Anak. Uniknya, semakin banyak pengalaman hidup nya ditempa Tuhan dalam hal berpulih dan mendidik anak, semakin banyak pula kasus-kasus kehidupan yang Tuhan berikan kepadanya untuk bergumul bersama banyak keluarga.
Penuturan Rasul Paulus (Roma 1) sebagai orang yang berhutang kepada Injil, mengingatkan Riani bahwa dia pun berhutang pada dunia pendidikan anak dan pelayanan pemulihan atas apa yang Tuhan sudah kerjakan dalam perjalanan hidup dan keluarganya. Dengan terfokus pada Life Group atau pembinaan kelompok kecil, Riani berharap GKI Pondok Indah bisa berdampak, dengan memiliki anggota jemaat yang semakin bersahabat dengan komunitas imannya, sehingga bisa belajar bersama mengembangkan belas kasihan Kristus, resiliensi dan agilitas mereka.
Tidak heran jika ia bertekad untuk terus mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan mental dan pendidikan iman keluarga, agar semakin menjadi berkat.
Mari sambut sapaan Pdt. RIani dalam SG-GKI hari Rabu 17 Juli 2024. (Bahan intro catatan Pdt.Riani, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)