Pnt. Dinar bercerita tentang apa yang mendorongnya untuk menjadi pendeta: ”Menjadi Pendeta adalah cita-cita sejak saya kecil. Mengapa menjadi pendeta? Saya menemukan kembali pengalaman-pengalaman dimana melihat sosok pendeta memberikan pelayanan di atas mimbar lengkap dengan toganya, tapi pendeta juga bertugas untuk mengembangkan jemaat lewat pelayanan-pelayanan lainnya. Terlebih ada pengalaman saat mengalami pergumulan bersama keluarga, sosok pendeta hadir untuk memulihkan dan menolong kami untuk bangkit kembali. Hal ini membuat saya melihat bahwa menjadi sosok pendeta bukan hanya berbicara tentang sebuah profesi namun menjadi sebuah panggilan pengabdian diri untuk melayani umat Tuhan. Itulah yang kemudian membuat saya memutuskan untuk mau menjadi berkat dengan berproses menjadi seorang pendeta hingga saat ini.”
Dia juga berbagi kisah tentang pengalaman menarik dalam pelayanannya: ”Saat pertama kali melaksanakan praktik stage di GKI Kutisari, saya dikenal bukan sebagai seorang lelaki. Hal ini terjadi karena foto profil WhatsApp saya saat itu menunjukkan saya bersama kakak perempuan, sehingga orang-orang menduga bahwa saya adalah perempuan. Ketika dikonfirmasi bahwa saya akan datang ke Surabaya, para penatua terkejut mengetahui bahwa saya bukan seorang perempuan. Ternyata, mereka telah menyiapkan tempat tinggal di kos perempuan. Karena terbatasnya ruang, akhirnya saya tetap tinggal di kos perempuan hingga akhir stage I. Untungnya, selama stage tersebut saya bisa menjaga iman saya, semua berjalan aman dan lancar dengan terus menjaga diri. Ternyata nama “Dinar” lebih dikenal sebagai nama seorang perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini terbukti hingga sekarang, orang-orang yang baru berkomunikasi dengan saya sering memanggil saya dengan sebutan Sdri Dinar. Semoga melalui SG kali ini membuat orang makin mengenal saya.”
Pnt. Galelea Dinar Asta Pradika yang lelaki tulen ini menyapa kita dalam SG-GKI hari Sabtu 7 September 2024. (Bahan intro dr catatan Pnt. Dinar, disunting oleh Ronny N., video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)