Matius 25 :14-30; 1 Tesalonika 5 :1-11
Jemaat yang terkasih, berbicara tentang kebijaksanaan, perikop Injil kita Matius 25 :14-30 dan bacaan kedua dalam 1 Tesalonika 5 :1-11 menghantarkan kita untuk mengerti tentang kebijaksanaan. Dalam Matius,barangkali kita akan melihat kalau sang tuan adalah gambaran dari Tuhan. Lalu, ketiga hamba adalah Umat Tuhan. Kedua hamba yang berhasil mendapatkan laba/keuntungan itu merupakan gambaran dari umat Tuhan yang bijaksana, sedangkan hamba ketiga merupakan gambaran umat Tuhan yang tidak bijaksana..
Jemaat yang terkasih, kita dapat melihat perumpamaan dalam Matius 25:14-30 dengan perspektif wejangan Paulus kepada Jemaat di Tesalonika dalam 1 Tesalonika 5 : 1-11, tepatnya pada penggalan kata yang ada dalam ayat 6 dan 8. “Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.....Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbaju zirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan”
Hamba yang pertama dan kedua tidak “tidur” mereka berjaga-jaga dan sadar akan kehidupan yang mereka jalani kalau dikaitkan dengan bacaan 1 Tesalonika 5 :1-11. Mereka tidak semerta-merta menunggu kedatangan “sang Tuan” (yang digambarkan adalah Yesus) hanya bermalas-malasan.
Kedua, hamba yang ketiga jelas, karena ia tidak mengupayakan sedemikian rupa talentanya. Seorang hamba yang memilih untuk bertindak pasif dan tidak melakukan apa-apa. Seorang hamba yang hanya berserah saja dengan kedatangan Yesus. Bukankah sebagai anak-anak terang, kita perlu untuk berjaga-jaga dan sadar? Dalam artian tetap menjalani proses kehidupan kita masing-masing?
Maka dari itu sebagai umat Tuhan kiranya kita selalu mneghayati untuk menjalani hidup dengan bijaksana. Mereka yang bijaksana adalah mereka yang mengoptimalkan “talenta” yang Tuhan berikan dengan sedemikian rupa.
Gilbert Shilo Tanjaya