Awalnya adalah pelayanan bagi anak-anak Sekolah Minggu di rumah keluarga Nugroho Santosa, disusul dengan kegiatan pemahaman Alkitab sebulan sekali sejak April 1987 di rumah-rumah anggota jemaat GKI Kebayoran Baru. Ketika ternyata ada cukup banyak keluarga anggota Jemaat yang rindu agar ada kebaktian Minggu di wilayah Pamulang maka mulai tanggal 24 September 1989 MJ GKI Kebayoran Baru menyelenggarakan Kebaktian bertempat di Benita Corner, Kompleks Pertokoan Pamulang Permai Blok SH 1/1. Thn 1990 persekutuan ini disahkan menjadi Pos.
Setelah berpindah tempat beberapa kali, atas berkat Tuhan, jemaat berhasil membeli tanah seluas 4.000 m2 di blok Y dekat Witana Harja. Akan tetapi, karena masyarakat sekeliling berkeberatan, tanah ini ditukar dengan lahan yang kini dipergunakan untuk beribadah di Jl. Raya Pamulang I Blok L 24, Pamulang, Ciputat. Blessing in disguise, karena tempat yang baru ini asri dan indah, di pinggir danau.
Seiring pertambahan anggota dan kegiatan maka tanggal 1 Agustus 1993 statusnya ditingkatkan menjadi Bajem. Lalu tanggal 23 September 1995 didewasakan menjadi Jemaat GKI Pamulang. Puji Syukur atas setiap anugerah Allah dimana GKI Pamulang dapat terus hadir dan berkembang hingga saat ini ada 3.645 Anggota Jemaat yang menjadi bagian dalam keluarga GKI Pamulang.
Yang akan menyapa kita dalam SG-GKI hari Selasa 21 Jan 2025 adl Kezia Annora Tassayu’ (harus pakai tanda petik ya). Kezia akan menjalani Tahap Perkenalan di GKI Pamulang mulai tanggal 1 Februari 2025 mendatang. Kezia berbagi cerita: ”Lokasi GKI Pamulang berada bersebelahan tepat dengan Danau. Namanya apa, saya belum sempat menelusuri. Di GKI Pamulang, ada salah satu sudut yang bernama Taman Doa. Maka bapak dan ibu bisa bayangkan betapa nikmatnya sore hari bisa duduk di Taman Doa apalagi kalau bapak dan ibu ada yang gemar ngopi sore. Suatu sore saya ditanya oleh seorang pemuda demikian "Dari mana kak? Dari rokum?" seketika saya mengerutkan kan dahi sambil berpikir keras apa maksudnya. Ternyata saya baru tau beberapa bulan terakhir, bahwa ada kosa-kata yang nampaknya dipahami oleh warga lokal (warlok) Pamulang. Rokum artinya Rumah. Ada kosa kata lain seperti kolup (lupa), sokap (siapa), berokap (berapa), dan sebagainya. Saya masih berusaha memahami apakah kosakata ini memang gaul di semua daerah atau hanya KBBP (Kamus Besar Bahasa Pamulang).”
(Pengantar dari catatan terdahulu yang disunting oleh Ronny N., sharing Kezia, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)