Kita bertemu lagi dengan Pdt. Fransiscus Oktavianus Turino dari GKI Pondok Tjandra Indah (Itu loh, yang Surabaya Coret itu). Pdt. Frans, begitu biasa dia dipanggil, ditahbiskan ke dalam jabatan pelayanan selaku pendeta di GKI Nurdin, Jakarta pada tahun 2009, lalu mutasi ke GKI Pondok Tjandra Indah, Sidoarjo pada tahun 2019 dan melayani di sana sekarang.

Ini salah satu pengalaman lain yang dibagikan oleh Pdt. Frans: ”Pada suatu kali saya berkesempatan untuk melayani acara pemuda Klasis di luar kota. Pagi hari sebelum mulai sessi 1, saat sarapan, saya membersihkan kacamata seperti biasa. Entah bagaimana, kacamata saya tiba-tiba patah di bagian tengahnya dan tidak bisa dipakai. Terpaksa saya memimpin sessi tanpa kacamata yang artinya saya tidak bisa melihat dengan jelas wajah para peserta, karena minus mata saya cukup tinggi (minus 5). Untungnya, sessi 1 dapat berjalan dengan baik walau remang-remang saya memandang mereka. 

Persoalannya saya masih harus memimpin sessi 2 sore harinya dan setelah itu saya harus menyetir mobil untuk kembali ke rumah. Tidak mungkin saya membawa mobil ke rumah tanpa kacamata. Untungnya ada rekan yang bisa mengantarkan saya waktu itu ke optik di kota tersebut untuk mencari kacamata. Untungnya, optik tersebut memiliki stock lensa dengan ukuran yang sama dengan minus mata saya (biasanya minus tinggi harus dipesan dulu lensanya dalam 7 hari). Akhirnya saya pun dapat memakai kacamata baru dan dapat memimpin sessi 2 dengan lebih baik (karena mata saya bisa melihat dengan jelas) dan saya pun bisa sampai ke rumah dengan selamat. Benarlah yang dikatakan bahwa selalu ada “untung” bersama Tuhan meskipun dalam kondisi yang sulit”

Mari sambut sapaan Pdt.Fransiscus Oktavianus Turino, suami dari Ibu Anne, ayah dari Freya, dalam SG-GKI hari Kamis 27 Februari 2025. (Awalan oleh Ronny N, sharing Pdt. Frans,  video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dari kantor Sinode GKI)