Sapaan Gembala - Pertobatan dan Penyangkalan Diri

Senin, 17 Maret 2025 oleh Pdt. Diah Nooraini Kristianti

Kalau kata ijo (hijau) dan abang (merah) digabungkan paling cocok jadi kata apa? Kata orang Jatim cocoknya jadi kata Jo(m)bang.
Ijo (hijau) mewakili kaum santri (agamais), dan abang (merah) mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan, dan harmonis di Kabupaten Jombang. Di kota Jombang yang dikenal juga dengan sebutan “Kota Santri” ini, yang juga hidup berdampingan secara harmonis adalah umat dari tradisi agama yang berbeda-beda. Termasuk kehadiran GKI Jombang. 

GKI Jombang semula adalah Pos dari Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee (yang bisa nyebut 10 kali tanpa salah dapat hadiah) Mojokerto, alias GKI Mojokerto. Dilembagakan menjadi Jemaat GKI Jombang pada tahun 1957. GKI Jombang adalah bagian dari GKI Klasis Bojonegoro. Sampai sekarang GKI Jombang lewat berbagai kegiatan berperan aktif dalam membangun dan merawat iklim toleransi keberagamaan, kerap berkolaborasi dengan Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) kota Jombang.

Dalam SG-GKI hari Senin, 17 Maret 2025 kita kembali akan ditemani Pdt.Diah Nooraini Kristianti dari GKI Jombang. Diah yang namanya ada nuansa kearab-araban ini lahir di Malang, 19 Desember 1979.  Diah ditahbiskan November 2007, di GKI Banyuwangi. Sekitar 11 tahun kemudian Pdt. Diah mutasi ke GKI Jombang dan diteguhkan di sana Oktober 2018. Pdt Diah merupakan pendeta perempuan pertama di GKI Jombang. Cukup unik karena biasanya di kota santri yang lebih dianggap cocok pendeta laki-laki. Namun, ternyata pas masuk di Jombang, malah punya banyak teman dan sahabat lingkungan pesantren.

 (Pengantar dari catatan terdahulu yang disunting oleh Ronny N., dilengkapi sharing Pdt. Diah, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dari kantor Sinode GKI)