Sapaan Gembala - Spritualitas Anggur

Jum'at, 21 Maret 2025 oleh Pdt. Theo Paulus Situmorang

Sai Bumi Ruwa Jurai adalah lagu daerah Lampung yang juga menjadi semboyan Provinsi Lampung. Artinya “satu bumi dua macam.” Satu bumi merujuk pada wilayah Provinsi Lampung. Dua macam merujuk pada penduduk asli Provinsi Lampung yakni suku Lampung yang terdiri dua kelompok masyarakat adat yakni Saibatin (pesisir) dan Pepadun (pedalaman dan dataran tinggi). Katanya sih, semboyan ini juga untuk menunjukkan semangat persatuan antara penduduk asli dan penduduk pendatang.

Nah cerita kita bermula dari persekutuan rumah tangga yang dilakukan oleh beberapa keluarga Kristen keturunan Tionghoa di sebuah komplek perumahan di tempat yang bernama “Sumur Bandung”, di kota Metro yang terletak antara wilayah Lampung Tengah dan Lampung Timur. Persekutuan ini diperkirakan dimulai tahun1943. Persekutuan yang dimotori para ibu rumah tangga ini berkembang pesat (tuh kan ibu-ibu lagi yg berkarya). beberapa tahun kemudian, mereka membeli sebidang tanah di Jl. Jend. Sudirman, lokasi gereja GKI Metro saat ini berada. Pembangunan gedung gereja dimulai sekitar tahun 1948. 

Semula persekutuan itu dilayani oleh para pendeta GKJ yang sekarangr menjadi GKSBS (Gereja Kristen Sumatera bgan Selatan). Namun kemudian memilih untuk bergabung ke dalam Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee (THKTKH) Jawa Barat. Persekutuan ini dilembagakan menjadi Jemaat GKI Metro pada tanggal 8 Desember 1958. Inilah jemaat GKI pertama di tanah Sai bumi ruwa Jurai – Lampung. “Anak” GKI Metro adalah GKI Tanggamus. Kalau Anda mampir ke kota Metro jangan lupa nyicipin: seruit, tempoyak, pindang khas Lampung dkk.” 

Yang akan menemani kita dalam SG-GKI hari Jumat, 21 Maret 2025 adalah salah satu pendeta yang namanya ada lagunya, yaitu Pdt.Theo Paulus Situmorang dari GKI Metro. 
 (Bahan intro dari catatan Pdt. Theo, awalan dan akhiran oleh Ronny N., video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dari kantor Sinode GKI)