Sapaan Gembala - Keep Calm

Jum'at, 28 Maret 2025 oleh Pdt. Nella Simamora

GKI SinWil Jabar punya GKI Kebonjati (jelas dulunya banyak ditanam pohon jati) , GKI SinWil Jateng punya GKI Kebon Bawang (jelas dulunya banyak ditanam bawang) , ternyata GKI SinWil Jatim juga punya : GKI Kebonagung (nah kalau ini dulunya banyak ditanam pohon apa ya…). GKI Kebonagung adalah salah satu GKI yang berada di Malang. Bermula dari GKI Malang lalu berkembang menjadi 2 gereja utama yakni, GKI Bromo dengan cabang Batu dan Cabang Dinoyo, lalu GKI Tumapel dengan cabang Kebonagung dan Cabang Blimbing. Setelah 30 tahun menjadi pos jemaat sejak baptisan pertama, akhirnya tanggal 7 Desember 1994 GKI Kebonagung resmi menjadi Jemaat dewasa. 

Letaknya yang strategis membuat gereja ini berkembang dengan unik. GKI Kebonagung terletak tepat di perbatasan yang memisahkan antara kota Malang dan Kabupaten Malang. Di sana terdapat pabrik gula yang membawa pengaruh besar bagi perkembangan pelayanan GKI Kebonagung. Pos Kebonagung yang kemudian menjadi GKI Kebonagung ini bermula dari banyaknya anak2 karyawan PG yang merindukan adanya persekutuan. Lalu dalam perjalanannya pabrik gula ini juga yang memberikan tanah untuk membangun gereja dan Sekolah Pamerdi. Hampir 90% anggota jemaat merupakan penduduk Kebonagung asli yang di dalamnya berkumpul keluarga-keluarga besar. Tidak heran mengapa GKI KBA sering menyebut dirinya Gereja Keluarga Indonesia.

Yang akan menyapa kita dalam SG-GKI hari Jumat 28 Maret 2025 sudah beberapa kali menyapa kita. Pertama kali statusnya masih Kader Pendeta yang menjalani Tahap Perkenalan di GKI Kebonagung. Kemudian dalam status Penatua kaena sudah memasuki Tahap Orientasi. Nah sekarang dia sudah berjabatan pelayanan selaku pendeta GKI. Dia adalah Nella boru Simamora. Nella baru sekitar 6 bulan ditahbiskan. Persisnya tanggal 23 September 2024 Nella ditahbiskan sebagai pendeta GKI dengan basis pelayanan GKI Kebonagung. 

Kalau ada istilah “Manado card” maka Nella masuk kelompok “Batak card”, kaena dia lahir dan tumbuh besar di Kuningan Jawa Barat. Makanya Nella tidak fasih berbahasa batak, lebih fasih bahasa Sunda-Cerbonan, mudah-mudahan sekarang tambah dengan bahasa Jawa.
Ini salah satu pengalaman Pdt. Nella: ”Suatu kali saat berkunjung ke rumah anggota, saya pernah ditawari “gedang goreng”. Spontan saya berkata dalam hati “hmm sejak kapan pepaya di goreng”. Ternyata dalam bahasa jawa, gedang itu artinya pisang. Sedangkan dalam bahasa sunda gedang itu artinya pepaya. Setelah itu, saya belajar dan menemukan ada banyak kata yang sama dalam bahasa jawa dan sunda namun memiliki arti yang berbeda. Seperti kata atos di sunda artinya sudah, di jawa artinya keras. Atau kata sangu di sunda artinya nasi, di jawa artinya uang saku. Itulah pengalaman menarik dan sedikit menggelitik dari saya yang lahir dan besar di jawa barat namun berpelayanan di jawa timur.”

Neng Nella Simamora menyapa kita dalam SG-GKI hari Jumat 28 Maret 2025. (Pengantar dikotak-katik oleh Ronny N dari catatan2 terdahulu, sharing Pdt. Nella, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dari kantor Sinode GKI)