Suatu ketika (entah kapan persisnya, tidak ada catatannya) tiga orang perintis GKI Banyuwangi, yaitu Bpk Tjanda Kian Pangestu/Tjan Kian Paa, Bpk Benyamin Bachtiar Haditanoyo dan Bpk Benyamin Susilo bertemu. Mereka memiliki kerinduan tang sama, yaitu menggarap ladang Tuhan di Banyuwangi. Melalui mereka bertiga dimulailah persekutuan keluarga tang untuk pertama kali tang diadakan di kediaman Bpk Tjanda Kian Pangestu. Setelah beberapa minggu berjalan, kegiatan tersebut harus berpindah-pindah tempat.
Cikal bakal GKI Banyuwangi sempat bersama dengan tiga gereja lain (GPIB, GKJW, GKT) beribadah di satu gedung gereja milik GPIB, sebelum akhirnya menempati lokasi di Jl. Letjen Sutoyo No. 15-17 sampai dengan sekarang. Sejak didewasakan pada tanggal 26 September 1984, GKI Banyuwangi terus bertumbuh menjadi gereja yang senantiasa menjawab tantangan zaman. Hal itu tampak melalui pemilihan ayat yang ditulis pada prasasti peresmian gedung gereja yaitu Yesaya 56:7c yang berbunyi “Sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.”
Saat ini kota Banyuwangi sedang bertransformasi menjadi kota wisata, maka tidaklah mengherankan jika ada banyak tamu kebaktian di GKI Banyuwangi yang berasal dari luar kota. Kesederhanaan GKI Banyuwangi mewujud dalam keramahan dan keterbukaan warga jemaat untuk menerima dan menyambut mereka yang datang dari luar kota untuk beribadah di GKI Banyuwangi.
Pendeta yang sekarang melayani di GKI Banyuwangi adalah Pdt. Petrus Bimo Sekti Cahyo Pamungkas. Dia ditahbiskan sebagai pendeta GKI dengan basis pelayanan GKI Banyuwangi pada tanggal 15 November 2021.
Dalam SG-GKI hari Rabu 9 April 2025 kita kembali ditemani oleh Pdt. Petrus B.S.C. Pamungkas. (Pengantar dr catatan terdahulu, yang disunting oleh Ronny N., video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dari kantor Sinode GKI)