Minggu Kristus Raja - Menjadi Domba Kristus

Minggu, 26 November 2023 oleh Sdri. Nefesy Larasati Yoganingrat

Yeh. 34 : 11 – 16, 20 – 24; Ef. 1 : 15 – 23; Mat. 25 : 31 -  46

Domba dan kambing adalah hewan yang tampak sama namun sebenarnya mereka adalah hewan yang berbeda.  Domba adalah hewan yang hidup dalam kawanan, mereka saling menjaga satu sama lain, dan hidup bergantung pada gembalanya sedangkan kambing adalah hewan yang individualis, tidak suka bergerombol, mereka adalah hewan yang tidak bisa dikurung dan memiliki naluri untuk menjadi liar. Perbedaan domba dan kambing inipun digambarkan dalam sebuah perumpaan oleh Yesus, “Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,” (Mat. 25 : 32). Perumpaan ini menggambarkan kehidupan orang percaya bahwa domba adalah gambaran orang percaya sejati, yang tulus mengasihi Tuhan dan setia melakukan perintah-Nya sedangkan kambing digambarkan sebagai orang percaya  yang hatinya tidak terarah bagi Tuhan serta tidak setia pada perintah-Nya. Bukan hanya sekedar memisahkan domba dari kambing namun juga Tuhan menempatkan mereka di tempat yang berbeda, “dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.” (Mat. 25 : 33).  Domba yang baik akan diberkati dan menerima hidup yang kekal sedangkan kambing adalah  orang-orang terkutuk dan masuk ke tempat siksaan yang kekal.

Kita adalah domba Allah dan Allah adalah gembala kita. “Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan Allah.” (Yeh. 34 : 15). Kambing akan selalu menyesatkan ketika berada dalam kawanan domba, sehingga kita sebagai domba milik Allah harus mampu mengenali, mendengar dan mematuhi perintah gembala kita Yesus Kristus agar tidak tersesat dan terceraiberai. Untuk bisa mengenali Yesus sebagai gembala maka kita harus selalu dekat dan hidup bersekutu dengan-Nya. Dalam surat Paulus untuk jemaat di Efesus tertulis, “Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” (Ef. 1 : 16 -17).

Seperti domba yang memiliki karakter rendah hati dan selalu bergantung pada gembalanya, maka marilah kita menjadi domba milik Allah yang patuh dan selalu belajar hidup bergantung pada Allah Bapa dalam segala hal serta mengikuti teladan hidup Tuhan Yesus. Kita tidak akan  mudah disesatkan dan  diceraiberaikan oleh para kambing  jika kita selalu dekat dan mengenali suara gembala kita Yesus Kristus. Menjadi domba Kristus yang baik berarti kita selalu mengarahkan hati kepada-Nya dan mengikuti teladan hidup Tuhan Yesus yaitu hidup dalam kasih bagi Tuhan dan juga sesama. Ingatlah bahwa kita adalah domba Kristus dan bukan kambing.  Cari dan dengarkanlah suara Yesus Kristus, Sang Gembala Agung.

 

(Nefesy Larasati)