NANTIKANLAH DIA DALAM KETAATAN
2 Samuel 7 : 1 – 11, Lukas 1 : 26 – 38
“Menanti”, suatu kata yang kelihatannya mudah untuk dilakukan, namun terkadang sangat sulit. Coba kita ingat-ingat, berapa momen menanti yang sebenarnya sangat menyesakkan saat dilakukan di kehidupan kita sehari-hari. Menanti hari libur, menanti jalanan macet dapat menjadi lancar, atau bahkan menanti jodoh untuk datang?
“Menanti” rasanya menjadi lebih menyesakkan lagi, jika yang dinanti itu datangnya tidak pasti. Apalagi sembari menanti, ada banyak tantangan yang harus kita lalui, rasanya seperti ingin mundur atau membatalkan apa yang kita nantikan. Hal ini menjadi gambaran kita dalam menanti janji Tuhan, dimana cobaan dan persoalan datang silih berganti di dalam kehidupan kita. Hal ini tidak jarang membuat bimbang dan menggoncang iman kita, bahkan terpikirkan untuk tidak mengikuti jalan Kristus untuk menyelesaikan permasalahan hidup, atau tidak mengikuti rencana yang ditetapkan Tuhan untuk kehidupan kita.
Pada bacaan kita yang pertama (2 Samuel pasal 7) menceritakan tentang Daud yang sedang berada dalam masa kejayaan di awal pemerintahannya. Daud memiliki rencana untuk membangun rumah bagi Allah, namun Tuhan tidak menjawab keinginan Daud itu. Allah memberikan jawaban lain, yaitu menjanjikan sebuah keturunan kepada Daud yang akan membangun rumah bagi nama Allah. Rupanya, janji Allah itu tidak datang dalam waktu yang dekat, namun datang setelah berabad-abad kemudian.
Kisah itu berlanjut pada bacaan kita yang terakhir (Lukas 1 : 26 – 38) Dimana akhirnya Allah menjawab janjiNya melalui Maria. Maria mengandung Yesus, keturunan Daud yang akan menjadi raja dan membangun Kerajaan bagi nama Allah. Walaupun Allah akhirnya mewujudkan janjinya, rupanya tidak semudah itu dijalankan oleh Maria. Pasalnya, Maria belum menikah dan harus mengandung anak Allah, bisa kita bayangkan bagaimana orang di sekitarnya memandang Maria, mungkin mereka akan berfikir secara negatif atau bahkan menghakiminya. Tetapi ketaatan Maria membuatnya pasrah, mengikuti rencana Allah terhadap dirinya.
Kita bisa mengikuti teladan Daud dan Maria ini, mereka rela menanti dengan taat walaupun itu sangat lama dan penuh cobaan, tapi akhirnya akan berbuah manis Ketika janji itu dinyatakan. Maka, menantilah dengan sabar dan tetap taat kepada Tuhan, jangan berpaling dariNya serta rencanaNya. Tuhan Memberkati!
Jonathan Fajar Agustino,