Sentuhan Kasih Allah
Markus 1:29-39
Saudara-saudari, beberapa Minggu yang lalu, saya sempat jatuh sakit, dan akhirnya waktu itu saya harusnya memimpin khotbah pada Minggu terakhir tanggal 31 Desember tahun lalu, tapi ternyata keadaan saya tidak memampukan dan akhirnya digantikan oleh Pak Gidyon. Selama sakit banyak Jemaat GKI Gresik yang menjenguk, ada juga dari teman-teman KPR yang menelpon, ada yang memberi bingkisan berupa makanan, buah-buahan. Peristiwa ini merupakan salah satu bukti sentuhan Kasih Allah kepada saya, ketika sakit, pertolongan Allah hadir melalui perpanjangan tangan dari teman-teman GKI Gresik yang menjenguk dan mendoakan. Saudara-saudari, bahkan saya yang tidak langsung merasakan sentuhan Kasih Allah, bisa sangat tersentuh, apalagi Ibu mertua Simon yang saat itu merasakan langsung sentuhan Kasih Allah.
Setidaknya ada beberapa hal yang menarik yang bisa kita renungkan bersama. Pertama, kalau dalam bacaan Injil dua Minggu yang lalu (Markus 1:14-20) dalam penggalan kata “meninggalkan” (pada ayat 18 dan 20), mungkin banyak mengira jika ikut bersama Yesus akan meninggalkan pekerjaannya atau keluarganya. Akan tetapi, pada bacaan kita hari ini, ternyata tidak seperti itu. Mengikut atau melayani Yesus tidak berarti kita meninggalkan keluarga atau pekerjaan kita. Namun, sama seperti Simon, justru kita menghadirkan sentuhan Kasih Allah dimulai dari lingkup terkecil yakni keluarga kita lalu kepada sesama kita.
Kedua, sentuhan Kasih Allah memampukan kita untuk mentransformasi kehidupan. Lalu apa tandanya hidup kita ber-transformasi? Ketika dimampukan untuk berbagi sentuhan Kasih Allah. Caranya berbagi? bisa kita salurkan seperti ikut berpelayanan di Gereja. Sentuhan Kasih Allah tidak hanya terbatas dari khotbah-khotbah yang sering kita dengar setiap hari Minggu, ataupun renungan-renungan yang kita baca entah itu di warta atau di web gkigresik.org (seperti saat saudara-saudari membaca tulisan ini). Tetapi sentuhan Kasih Allah dapat kita gaungkan dengan mengikuti pelayanan-pelayanan yang ada, misalnya mengikuti tim perkunjungan untuk mengunjungi jemaat-jemaat yang sedang sakit, yang sedang dalam pergumulan atau permasalahan. Menjadi Song Leader atau Worship Leader (ketika Ibadah Umum II), menjadi penerima Jemaat yang pertama kali menyapa sebelum Jemaat masuk beribadah, dan masih banyak lagi. Itu tadi kalau dalam bentuk tenaga dan pikiran. Sentuhan Kasih Allah dapat kita salurkan juga dalam konteks memberi persembahan, atau juga ikut membantu dalam pembangunan renovasi Gereja yang saat ini masih berusaha untuk dikerjakan. Sehingga pada akhirnya “Gereja” menjadi wadah untuk Jemaat bisa saling berbagi sentuhan Kasih Allah.
Gilbert Shilo Tanjaya