Yesus Bait Allah yang Sejati

Minggu, 03 Maret 2024 oleh Pdt. Fo Era Era Gea

YESUS BAIT ALLAH YANG SEJATI

Keluaran 20:1-17; Yohanes 2:13-22

 

Bagi sebagian orang yang senang belanja secara online, istilah COD bukanlah sesuatu yang asing. Dilansir dari situs cekidot.id, COD (Cash On Delivery) adalah bentuk transaksi secara tunai dengan bertemu secara langsung oleh pembeli dan penjual di suatu tempat yang telah disepakati sebelumnya melalui situs jual beli online. Melalui model pembayaran semacam ini, harapannya kepuasan para pembeli dapat meningkat sebab bisa langsung melihat barang yang akan dibeli. Alih-alih para pembeli puas dan senang, justru tidak sedikit para pembeli yang kecewa bahkan marah hingga memaki kurir yang membawa barang pesanan. Mulai dari anak muda sampai lansia. Ada Bapak-bapak. Emak-emak juga ada!

Kebanyakan marahnya para konsumen diawali karena barang yang datang tidak sesuai dengan yang dipesan. Kemarahan semacam ini menurut James Bryan Smith dalam bukunya “The good and beautiful life” disebut sebagai kemarahan reaktif, yakni kemarahan yang muncul dengan cepat. Seseorang bisa langsung menunjukkan kemarahan ketika melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan harapannya. Di samping itu, James juga menyebutkan bahwa ada yang disebut dengan kemarahan meditatif. Dalam bentuk ini, orang tidak langsung menunjukkan kemarahannya, melainkan memendamnya. Ia bagaikan bom waktu yang kalau tidak bisa dikomunikasikan dengan baik suatu saat bisa meledak hebat.

Baik kemarahan reaktif maupun meditatif keduanya bersifat destruktif (menghancurkan). Lalu apakah seseorang yang marah itu salah? Seorang pemikir kuno, Aristoteles  pernah mengatakan, “Siapa pun bisa marah. Marah itu mudah, tetapi marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik, bukanlah hal yang mudah.” Nampaknya disini kita menjumpai bahwa marah tidak melulu destruktif, melainkan mampu bersifat konstruktif (membangun). Marah semacam inilah yang dilakukan oleh Yesus dalam Injil Yohanes 2:13-22.

Yesus marah di Bait Allah, lantaran Bait Allah yang dianggap sebagai tempat kediaman Allah di bumi, dan karenanya merupakan pusat peribadahan dan semua kegiatan keagamaan justru dipakai untuk memeras orang-orang yang ingin datang kepada Allah. Pedagang menjual hewan korban dengan harga yang tak manusiawi. Tidak cukup di situ, uang persembahan haruslah uang khusus, tidak boleh dengan mata uang romawi sehingga dalam hal ini para penukar uang sangat diuntungkan sementara kebanyakan rakyat menengah ke bawah sangat dirugikan. Apa yang terjadi di Bait Allah memperlihatkan bagaimana Hukum Taurat khususnya mengenai hukum pertama yang berbicara, “Jangan ada padamu ilah lain di hadapan-Ku serta hukum kedelapan, “Jangan mencuri” (Kel. 20:1, 15) tidak mampu dilakukan!

 

Marahnya Yesus juga sekaligus menegaskan bahwa dirinya adalah Bait Allah yang sebenarnya (Yoh. 2:21). Yesus adalah Bait Allah yang sejati yang dipenuhi dengan cinta dan kehidupan. Dengan demikian kehidupan kita haruslah senantiasa menggarah kepada Allah di dalam Kristus melalui kuasa Roh Kudus. Maka segala yang ada pada tubuh kita hendaknya dipakai untuk memuliakan Allah. Mulut ini hendaknya mengeluarkan kata-kata yang membangun. Telinga ini hendaknya mendengar jeritan orang lain. Mata ini dipakai untuk memperhatikan sesama. Kaki ini hendaknya dipakai untuk menghampiri yang berbeban berat. Tangan ini dipakai untuk memberikan pertolongan. Ingat pertolongan bukan terus-terusan COD-an!!!

 

Pdt. Fo Era Era Gea