Beriman Dengan Sederhana

Minggu, 24 Maret 2024 oleh Jonathan Fajar Agustino

Yesaya 50 : 4 - 9; Yohanes 12 : 12 - 16

 

Kita sering mendengar kisah penyembuhan-penyembuhan luar biasa yang terjadi. Kisah-kisah dari kesaksian beberapa orang percaya, yang oleh karena doanya ia diselamatkan dari penyakit parah. Penyembuhan semacam ini menjadi pertanda akan luar biasanya Tuhan dalam memberkati umat-umatnya, namun pertanyaannya, apakah Tuhan selalu melakukan perkara sebesar ini untuk memberi berkatnya?

Jawabannya adalah tidak. Tuhan Yesus mencurahkan berkatnya tidak hanya dengan hal-hal besar seperti itu, namun bahkan dengan hal-hal kecil dan sederhana. Yesus telah menolong kita dalam keseharian kita, contohnya mungkin saat dokter mengobati kita saat sakit, atau seseorang menolong kita melakukan sesuatu saat kesusahan, atau awan menutupi matahari saat kita kepanasan, dan banyak hal lainnya.

Kesederhanaan Yesus digambarkan pada bacaan Yohanes 12 : 12 - 16. Saat Yesus dielu-elukan di Yerusalem, ia tidak memilih untuk memegahkan dirinya dengan kuda yang perkasa atau anggun. Sebaliknya, Tuhan Yesus malah memilih Keledai sebagai kendaraannya. Keledai adalah hewan yang lamban dan sederhana, namun keledai memiliki harga yang murah dan dapat dimiliki oleh semua kalangan. Hal menjadi simbolis akan berkat Tuhan yang sederhana dan dapat dimiliki oleh semua kalangan. Dengan demikian, Tuhan berkarya bisa dengan cara yang spektakuler namun juga sekaligus dengan cara yang sederhana. Keduanya adalah bersumber dari Tuhan yang senantiasa memberikan pertolongan.

Prinsip semacam ini ditegaskan pada Yesaya 50:7, yang berbunyi: "Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu". Ayat ini mengatakan, jika Tuhan akan selalu menolong kita umatnya dalam keadaan apapun.

Maka marilah kita memiliki iman yang sederhana, dan meyakini jika Tuhan selalu ada untuk memberkati kita. Walaupun lewat cara yang sederhana sekalipun, itu adalah cara Tuhan memberikan kasihnya kepada umatnya. Tuhan memberkati.

 

Jonathan Fajar Agustino